SUARABANDUNG.COM – Korea Selatan dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Perkuat Kerja Sama Ilmiah dan Teknologi Melalui penandatanganan kesepakatan bersama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) meningkatkan jaringan kerja sama internasional mereka di bidang ilmiah dan teknologi. Agus Haryono, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, menyambut baik kunjungan KIOST dari Park Hansan, Direktur Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) Korea, dan Ivonne Milichristi Radjawane, Direktur MTCRC Indonesia.
Agus Haryono memuji kerja sama penelitian yang telah dilakukan antara KIOST/MTCRC dan BRIN, serta dengan sejumlah lembaga dan universitas di Indonesia, terutama dalam bidang maritim. Ia menekankan bahwa KIOST dan MTCRC memiliki peluang untuk bekerja sama dalam bidang kebijakan karena BRIN juga bertanggung jawab atas perumusan dan penetapan kebijakan di sektor riset dan inovasi.
Agus Haryono juga menyatakan bahwa BRIN terbuka untuk bekerja sama dalam hal pembiayaan riset bersama. BRIN baru-baru ini meluncurkan Indonesia Research and Innovation Fund (IRIF). IRIF dapat diakses oleh peneliti BRIN dan mitra internasional seperti KIOST.
Park Hansan, direktur MTCRC Korea, memperkenalkan MTCRC ke Indonesia atas nama KIOST. Dia melihat BRIN sebagai mitra potensial bagi KIOST dan MTCRC karena sejarah penelitian dan seminar yang telah mereka lakukan bersama.
BRIN Membangun Kerja Sama Di Bidang Ilmiah dan Teknologi dengan KIOST Korea Selatan
Ivonne, Direktur MTCRC Indonesia, berharap kerja sama dengan BRIN dapat diperluas ke bidang selain riset. Mereka berharap dapat bekerja sama dalam hal pemanfaatan infrastruktur bersama dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, selain riset.
Penelitian bersama, peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia, pertemuan ilmiah, pertukaran data ilmiah, pemanfaatan fasilitas, dan dukungan klirens etik riset (keberterimaan secara etika selama proses penelitian) adalah beberapa contoh kerja sama antara kedua belah pihak. Perizinan tenaga asing di bidang kelautan dan perikanan, oseanografi, keanekaragaman hayati dan bioteknologi, ilmu kebumian, penginderaan jauh, teknologi lingkungan dan kebencanaan, dan energi adalah komponen lainnya.