SUARABANDUNG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Jawa Barat menyatakan tengah merevitalisasi 21 titik halte Trans Metro Bandung (TMB) maupun halte angkutan umum yang saat ini dalam kondisi yang terbengkalai.
“Upaya yang kami lakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan konstruksi skala sedang di 21 titik lokasi halte dan saat ini sedang berjalan,” kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi Dishub Kota Bandung Panji Kharismadi di Bandung, Minggu.
Panji menjelaskan revitalisasi ini bertujuan untuk membuat halte-halte di Kota Bandung bisa lebih fungsional ke depan, dengan mengedepankan dari sisi desain konstruksi hingga kebersihan yang selalu menjadi sorotan publik.
“Saat ini kami sedang melakukan upaya baik itu dengan memelihara dari sisi konstruksi, kebersihan dan keindahan bahkan membangun halte dengan bentuk atau desain yang lebih fungsional,” katanya.
Ia menambahkan pihaknya telah membongkar puluhan halte yang kondisinya sudah dianggap rusak dan tidak optimal digunakan oleh masyarakat.
“Di tahun ini sudah ada 41 titik yang telah dihapuskan terdiri atas 24 halte angkutan umum dan 17 halte Trans Metro Bandung koridor satu,” katanya.
Selanjutnya, kata dia 41 halte tersebut rencananya akan beralih fungsi menjadi rambu bus stop (tempat untuk menurunkan atau menaikkan penumpang) sebagai salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menggantikan halte-halte yang sudah tidak optimal tersebut.
“Untuk menunjang aktifitas layanan angkutan umum kepada masyarakat rencananya kami akan membangun rambu naik turun penumpang serta marka bus stop di 132 titik di Kota Bandung,” katanya.
Panji memastikan untuk menunjang sarana dan prasarana, pihaknya telah menugaskan dua tim dalam melaksanakan pemantauan dan pemeliharaan halte yang tersebar di berbagai titik di Kota Bandung.
“Masing-masing tim berjumlah empat orang, tim tersebut melaksanakan kegiatan pemeliharaan baik konstruksi ringan maupun kebersihan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mendukung kebijakan yang telah dilakukan oleh Dishub Kota Bandung perihal revitalisasi puluhan halte yang terbengkalai di Kota Kembang itu.
“Halte tetap halte tidak beralih berfungsi apa-apa, hanya diganti artinya direvitalisasi bentuknya tidak seperti kemarin lah ya, akhirnya tidak ke urus malah dipakai gelandangan dan itu yang tentunya harus kita perbaiki,” kata Ema.
Ema berharap ke depan seluruh fasilitas halte di Kota Bandung dapat berfungsi secara optimal dan mampu menarik animo masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum.
“Kota Bandung ini kan kota desain ya, semua halte di Bandung itu semuanya nanti tematik, jadi harus benar-benar bisa dimanfaatkan masyarakat termasuk titiknya juga harus benar, tidak asal membuat halte,” katanya