Bandung – Kepolisian Resor Kota Besar Bandung, Jawa Barat, menghadirkan kampung bebas narkoba pertama di Kota Kembang yang berlokasi di Kecamatan Andir lewat Program Lembur dan Saung Cepat Efektif Proaktif Tanpa Pamrih (Cepot).
“Maka dari itu, kami membuat kampung bebas narkoba ini adalah dari masyarakat, untuk masyarakat, untuk bersama-sama mencegah penyalahgunaan narkoba,” kata Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Polisi Budi Sartono di Bandung, Senin.
Budi mengatakan pembentukan kampung antinarkoba ini bukan tanpa alasan karena peredaran narkoba dalam enam bulan terakhir cukup meresahkan.
Sampai saat ini, secara keseluruhan Polrestabes Bandung sudah mengungkap 78 kasus penyalahgunaan narkoba dengan menangkap 112 orang tersangka.
“Semenjak saya menjabat sebagai Kapolrestabes Bandung selama enam bulan mengungkap 78 kasus dengan tersangka 112 orang,” ucapnya.
Dalam enam bulan terakhir ini, barang bukti yang berhasil disita berupa ganja sebanyak 12.690 kilogram, sabu-sabu 4.813 kilogram, tembakau sintetis 5.015 kilogram, pil ekstasi 222 butir, psikotropika 1.520 butir, dan obat keras terbatas 31.000 butir.
“Maka dari itu, kami berinisiatif berkat dukungan maksimal dari Forkopimda Kota Bandung bersama warga, alhamdulillah hari ini menjadi pilot project kampung antinarkoba,” kata Budi.
Kapolrestabes mengatakan dalam kurun empat tahun terakhir, Kecamatan Andir menjadi zona merah dan menempati urutan pertama dengan 38 kasus penyalahgunaan narkoba.
Oleh karenanya, dia berharap pembentukan Program Lembur dan Saung Cepot ini dapat menekan kasus peredaran narkoba di wilayah ini.
“Semoga dengan adanya pembentukan kampung antinarkoba ini, kita bisa menurunkan Kecamatan Andir dari urutan pertama (kasus penyalahgunaan narkoba) ke zona hijau dan yang terakhir menjadi kampung yang terbebas dari narkoba,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyambut baik Program Lembur dan Saung Cepot dan berharap program ini bisa menekan kasus penyalahgunaan narkoba di daerahnya.
“Jujur saja, di Bandung peredaran narkoba ini sudah masuk pada kategori yang cukup mengkhawatirkan,” kata Ema.
Dia menuturkan peredaran narkoba di Kota Bandung sangat perlu ditekan karena pengguna barang haram tersebut mayoritas berusia produktif.
“Kita berbicara harapan masa kini dan ke depan, generasi kita terancam walaupun mungkin narkoba terkadang tidak mengenal usia,” ucapnya.