Risiko Stroke Meningkat Akibat Kebiasaan Begadang dan Kurangnya Olahraga

Risiko Stroke Meningkat Akibat Kebiasaan Begadang dan Kurangnya Olahraga

Dokter spesialis neurologi Dr. dr. Rakhmad Hidayat, Sp.S(K), MARS dari RSUPN Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa dua faktor risiko gaya hidup yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena stroke pada usia muda adalah kebiasaan begadang dan kurangnya aktivitas fisik.

Dr. Rakhmad mengatakan dalam sebuah diskusi online tentang gejala stroke yang diikuti di Jakarta bahwa tren saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak kasus stroke pada usia muda, terutama di antara mereka yang sering begadang dan tidak berolahraga sama sekali.

Dr. Rakhmad menyatakan bahwa faktor risiko seperti gaya hidup yang tidak sehat dapat dicegah. Namun, sayangnya, hal-hal ini sering kali menjadi penyebab utama stroke pada usia muda. Tidak banyak aktivitas fisik, pola makan yang tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi adalah contoh gaya hidup yang berbahaya.

Dr. Rakhmad menjelaskan bahwa elemen risiko seperti usia dan jenis kelamin tidak dapat dihindari. Stroke umumnya terjadi pada pria di atas usia 45 tahun dan pada wanita di atas usia 55 tahun.

Terlepas dari kenyataan bahwa faktor-faktor ini tidak dapat diubah, mereka dapat ditangani dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya stroke dapat dikurangi dan seseorang dapat tetap hidup dengan kesehatan normal.

Dr. Rakhmad menekankan betapa pentingnya memperbaiki faktor risiko, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan yang sehat, dan memperhatikan pola makan, untuk mencegah stroke. Ia juga menekankan betapa pentingnya untuk menghindari gaya hidup yang tidak sehat, yang dapat meningkatkan risiko stroke.

Dr. Rakhmad mengatakan bahwa stroke dapat terjadi tanpa gejala awal. Dua penyebab utama stroke adalah penyumbatan pembuluh darah oleh plak kolesterol, yang menghambat aliran darah ke otak, tulang belakang, dan mata; dan pecahnya pembuluh darah karena dinding pembuluh darah yang lebih lemah.

Merokok dan obesitas adalah faktor risiko utama untuk banyak penyakit, termasuk stroke. Obesitas didefinisikan sebagai lingkar perut lebih dari 102 sentimeter untuk pria dan 92 sentimeter untuk wanita.

Dr. Rakhmad mengatakan bahwa genetika dapat menjadi faktor risiko yang lebih besar jika gaya hidup tidak sehat ditambahkan.

Ia menekankan pentingnya pengobatan stroke dalam waktu empat hingga enam jam setelah serangan, dan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk menerima obat pengencer bekuan darah.

Dr. Rakhmad mengingatkan bahwa waktu sangat penting dan penanganan yang cepat dapat mengurangi kemungkinan cacat atau kematian. Jika tahap pertama pengobatan berhasil, dokter akan memberikan saran kepada pasien untuk memperbaiki faktor risiko seperti gaya hidup dan mungkin akan merekomendasikan fisioterapi untuk membantu pemulihan dan pemeliharaan fungsi tubuh yang normal.

Selain itu, pasien diingatkan untuk terus memantau kesehatan mereka dan mengubah gaya hidup mereka untuk mencegah serangan stroke berulang, yang biasanya lebih berbahaya dari serangan pertama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *