SUARABANDUNG.COM – Universitas Indonesia Membangun (Inaba) menggelar kegiatan akademik berupa prosesi Wisuda pada 444 lulusan yang tersebar dari program magister dan sarjana program studi terbaiknya di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Kota Bandung, Sabtu (5/10/2024).
Rektor Inaba, Mochamad Mukti Ali mengatakan, para mahasiswa yang dikukuhkan telah mendapatkan pendidikan pelatihan di dunia kampus. Upaya tersebut wujud nyata Inaba untuk mendorong lulusan berkembang dan menjawab tantangan industri.
“Supaya bisa berguna bagi masyarakat. Paling intinya adalah bagaimana mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama ini,” ujarnya, saat ditemui usai acara wisuda.
Lebih lanjut, kata Rektor, Inaba membuat kebijakan untuk mewadahi kompetensi yang dimiliki mahasiswa di bidangnya masing-masing.
“Sehingga kita harapkan para lulusan akan lebih mudah cepat diserap oleh dunia kerja, karena memang kita punya kompetensi skala internasional,” imbuhnya.
Selama masa kuliah, katanya, ada pembekalan kepada mahasiswa terutama terkait program Indonesia Emas 2045.
Hematnya, pendidikan memiliki peran krusial dalam mewujudkan Indonesia Emas salah satu caranya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan menghasilkan SDM yang terampil, kompetitif, dan inovatif, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
“Jadi ini sesuai dengan visi misi kami bahwa ingin menjadi digital entrepreneur university, artinya kami memberikan bekal pada anak didik untuk menjadi entrepreneur. Ini dibuktikan dengan beberapa mata kuliah yang langsung praktek,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Indonesia Membangun, Arif Kusuma Among Praja memastikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kampus, terutama dosen.
Artinya, dosen sebagai SDM utama harus selalu didorong untuk berkembang, baik dari segi pendidikan maupun kompetensi profesional.
“Kami harus bisa merekrut dosen yang berkualitas dan membina mereka hingga mencapai jenjang tertinggi, seperti menjadi guru besar. Peningkatan kapasitas ini diperlukan agar mereka mampu menjawab tantangan perubahan dunia industri,” kata Arief Kusuma.
Menurut Arief, dalam menghadapi perkembangan industri yang dinamis, perguruan tinggi perlu selalu beradaptasi.
Salah satunya dengan melibatkan praktisi industri sebagai dosen tamu dan meningkatkan kualifikasi akademik para dosen tetap melalui jenjang pendidikan lebih tinggi, seperti program doktoral.
“Dosen harus selalu update dengan ilmu pengetahuan terbaru. Oleh karena itu, kami memberikan dukungan berupa beasiswa. Kami dorong para dosen untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah atau luar negeri. Jika mereka tidak mendapatkannya, yayasan akan membiayai pendidikan tersebut,” jelasnya.
Di tempat sama, Ketua Tim Kerja Kelembagaan Sarana dan Prasarana LLDIKTI Wilayah IV, Lestari memberikan pandangannya terkait tantangan yang dihadapi lulusan perguruan tinggi saat ini.
Ia berharap lulusan, khususnya dari Inaba, tidak hanya berfokus pada mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha sendiri.
“Di zaman yang penuh perubahan seperti sekarang, lulusan harus bisa memanfaatkan peluang yang ada. Jangan hanya berdiam diri menunggu pekerjaan, tetapi sebisa mungkin menciptakan lapangan pekerjaan, apapun bidangnya,” tegas Lestari.
Lestari menambahkan, kecenderungan dunia kerja saat ini lebih mengarah pada kewirausahaan. Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk melihat peluang bisnis di sekitarnya.
“Kalau kita hanya menunggu lowongan pekerjaan, saingannya sangat banyak. Jadi, sambil menunggu, sebaiknya lihat peluang pekerjaan apa yang bisa dijalankan,” pungkasnya.(*)