Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan perubahan besar Indonesia saat ini salah satunya tercermin pada surplus neraca perdagangan.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi pada pembukaan workshop dan Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, sebagaimana dipantau melalui tayangan langsung Youtube PAN TV, dari Jakarta, Minggu.
“Yang terakhir, perubahan besar, itu ada di mana? Kelihatan di (neraca) perdagangan kita,” kata Presiden.
“Coba dilihat. Kita itu seumur-umur tidak pernah yang namanya perdagangan itu surplus. Selalu defisit, selalu minus, coba dilihat di tahun 2022, kita surplus 54 miliar dolar AS. Itu kalau dirupiahkan Rp831 triliun. Menteri perdagangannya siapa coba? Menteri perdagangannya siapa, jawab? Bapak Zulkifli Hasan,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan lebih besar lagi tahun ini, jika melihat angka surplus yang besar di tahun 2022.
Dia mengatakan saat ini neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat juga surplus 16,6 miliar dolar AS atau senilai Rp253 triliun.
“Barang kita yang ke Amerika sama barang mereka yang ke Indonesia itu lebih banyak barang kita yang ke Amerika,” kata Presiden menjelaskan mengenai makna dari surplus neraca perdagangan.
Adapun dengan India, Indonesia surplus di angka 14,1 miliar dolar AS atau Rp215 triliun, dan dengan Uni Eropa surplus 9,8 miliar dolar AS atau Rp149 triliun.
“Seumur-umur kita dengan China itu selalu defisit, minus 17 miliar dolar AS. Gede sekali. Sekarang catatan kita, ini di catatan kita, kita dengan China masih minus, tapi tinggal 1,7 miliar dolar AS. Dari 17 miliar menjadi 1,7. Tapi catatan yang ada di Kementerian Luar Negeri China kita ini sudah surplus 6 miliar (dolar AS). Ya itu beda catatan saja,” kata Presiden Jokowi.