Seorang dietisien Sri Rejeki Wahyuningrum dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta mengatakan bahwa pasien diabetes dapat mengkonsumsi gula pasir dengan takaran yang tepat. Dalam sebuah webinar yang diadakan pada hari Sabtu, Sri Rejeki menjelaskan bahwa pasien masih dapat menerima glukosa atau sukrosa, salah satu jenis gula pasir, sebanyak 5% dari kebutuhan kalori harian mereka.
Sebagai contoh, jika kebutuhan kalori harian seorang pasien diabetes adalah 1.700 kalori, maka gula pasir dapat memenuhi 5% dari asupan karbohidratnya. Dengan kata lain, jika ingin menambahkan satu sendok gula pasir ke tehnya, itu sama dengan makan satu porsi buah.
Namun, perlu diingat bahwa bagi pasien, gula pasir hanya memberikan rasa manis tanpa vitamin atau serat yang ada dalam buah-buahan. Karena itu, mengonsumsi buah-buahan tetap lebih baik karena mengandung nutrisi tambahan.
Sri Rejeki Wahyuningrum juga menyatakan bahwa penggunaan gula yang tepat sangat penting dalam mengatur diet pasien diabetes. Menghindari atau membatasi konsumsi gula dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah pasien diabetes. Ini termasuk gula pasir, gula merah, sirup, madu, dan kue-kue yang mengandung gula. Dalam diet, gula dapat digunakan sebagai bumbu dalam masakan.
Menurutnya, menghindari atau membatasi gula tentunya akan membantu dalam mengontrol glukosa darah. Namun, jika kita menggunakan gula sebagai bumbu, itu masih diperbolehkan, jadi bukan berarti sama sekali tanpa gula.
Sri Rejeki Wahyuningrum juga menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya serat juga membantu pasien diabetes. Perut menjadi lebih kenyang, gula darah turun, lemak darah turun, dan pencernaan lebih mudah dengan serat. Buah-buahan, sayur-sayuran, roti gandum, kacang-kacangan, tahu, dan tempe semuanya mengandung serat. Pasien diabetes dapat meningkatkan kesehatan mereka dan mengendalikan kondisi mereka dengan lebih baik dengan memasukkan makanan-makanan ini ke dalam diet sehari-hari mereka.