Menurut Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan mencapai 9,74 persen pada bulan November 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah peningkatan dari pertumbuhan sebesar 8,99 persen pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan permintaan kredit dan kinerja yang konsisten baik dari bisnis dan rumah tangga, menurut Perry.
Perry menyatakan dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Desember 2023 di Jakarta bahwa intermediasi perbankan terus berkembang, yang didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 3,04 persen (yoy) pada November 2023. Sebagian besar pertumbuhan kredit perbankan didorong oleh sektor perdagangan, industri, dan jasa bisnis.
Perry juga mencatat pertumbuhan yang positif pada pembiayaan syariah dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada November 2023, pembiayaan syariah meningkat sebesar 14,12% (yoy), dan kredit UMKM meningkat sebesar 8,46% (yoy), dengan kontributor utama dari sektor jasa sosial, pertanian, dan perdagangan.
Untuk masa depan, Bank Indonesia akan terus mendukung penyaluran kredit perbankan dan memperkuat kerja sama dengan otoritas keuangan, pemerintah, kementerian, lembaga, perbankan, dan pelaku usaha. Dengan modal yang kuat dan risiko kredit yang rendah, ketahanan perbankan tetap stabil. Pada Oktober 2023, rasio kecukupan modal, juga dikenal sebagai CAR, mencapai titik rekornya, 27,44 persen.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang rendah sebesar 2,42% (bruto) dan 0,77% (neto) menunjukkan bahwa risiko kredit tetap terkendali. Hasil tes stres Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan di seluruh dunia. Untuk mengatasi berbagai risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).