Badung – Sekitar 1.000 orang masyarakat dari berbagai kelompok terlibat dalam kegiatan bersih pantai di Pantai Kelan, Kabupaten Badung, Bali, usai abrasi yang membawa sampah kayu dan plastik ke pesisir.
Jero Bendesa Adat Kelan I Wayan Sukarena menyampaikan bahwa 1.000 orang yang terlibat terdiri dari 300 orang warga desa, 100 orang pemuda adat, dan sisanya dari komunitas serta dibantu kehadiran perusahaan air minum kemasan Cleo PT Sariguna Primatirta tbk.
“Bersih pantai sebesar ini baru sekali ini, tapi yang sebelumnya melibatkan warga biasanya 3 bulan sekali saat musim angin barat sekitar Desember, Januari, atau Februari,” kata Sukarena di Kabupaten Badung, Minggu.
Kondisi tumpukan sampah kayu dan plastik di Pantai Kelan sendiri disebut muncul sejak awal Februari 2023 bersamaan dengan terkikisnya pasir pantai, sehingga proses pengumpulan sampah sendiri juga sempat dilakukan bersama dengan Dinas LHK.
“Kalau kita lihat ujung ke ujung sampah kayu hampir 15 ton karena ada kayu besar, Kalau di sini lebih banyak sampah kayu, perbandingannya plastik 40 persen, kayu 60 persen,” ujarnya.
Terhadap persoalan sampah plastik, Sukarena berharap agar dilakukan proses daur ulang kemasan salah satunya oleh perusahaan air minum sebagai produsen.
Menanggapi hal tersebut, Komisaris Utama produsen air minum Cleo PT Sariguna Primatirta tbk Hermanto Tanoko menyampaikan bahwa pihaknya ingin berkontribusi terhadap keberlanjutan sehingga sejak lama menggunakan kemasan daur ulang.
“Dari 20 tahun lalu kami sadar terhadap lingkungan yaitu dengan memakai galon tidak mengandung BPA, dan 10 tahun lalu sudah mulai daur ulang. Daur ulang itu adalah bukti bagaimana produk ini tidak menambah tapi mengurangi plastik,” katanya.
Dalam sebulan, air minum kemasan yang baru saja meluncurkan desain baru Cleo 3D ini mampu menghasilkan sekitar 200 ton kemasan daur ulang, kata Hermanto.
Sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi kemasan dari plastik, Hermanto juga menunjukkan kontribusi Cleo dengan turut dalam bersih pantai, dengan harapan mampu menjaga keindahan pantai dan ekosistem lautan.
“Pantai Kelan ini di daerah bandara, jadi waktu pesawat terbang kelihatan sekali pantainya kotor, padahal jendela dunia jendela Indonesia, turis-turis di pesawat melihat, apalagi sayang ini alat tidak masuk, lain dengan Pantai Kuta, Kuta punya alat berat di sini belum,” ujarnya.
Untuk mendukung itu, dalam kegiatan bersih pantai terbesar tersebut, Hermanto turut memberikan puluhan tempat sampah untuk sampah plastik, sementara untuk sampah kayu yang dibawa oleh arus ia harap dapat dimanfaatkan warga untuk hal bermanfaat lain.